Rabu, 15 April 2015

SIFAT DENDAM DAN MUNAFIK


Umat Islam adalah umat yang terbaik sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 110 : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Ali Imran : 110).

Oleh karena yang menjadi panutannya pun adalah orang yang paling mulia akhlaknya, Rasulullah SAW. Maka dari itu Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan pada seluruh umat Islam untuk menghiasi diri dengan akhlak-akhlak terpuji. Untuk memiliki akhlak terpuji  maka kita perlu tahu akhlak-akhlak tercela yang bertentangan dengan akhlak terpuji. Di antaranya dendam dan munafik.

Sifat Dendam
Secara bahasa, dendam adalah perasaan jengkel yang menimbulkan keinginan keras untuk membalas perbuatan dengan suatu kejahatan. Orang yang ingin melakukan pembalasan disebut dengan pendendam. Sifat dendam timbul karena marah, dihina, dan dicaci secara berlebihan, atau diremehkan secara berlebihan. Perilaku dendam akan menimbulkan pertikaian  dan permusuhan yang berkepanjangan. Allah SWT dan Rasul-Nya SAW sangat benci orang-orang yang berperilaku dendam. Allah SWT menganjurkan untuk saling memaafkan dalam bergaul sesama. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 133-134 : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan  untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali Imran : 133-134).

Perilaku dendam akan merugikan diri sendiri atau orang lain, selain dibenci oleh masyarakat, hal ini juga sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Sabda Nabi SAW : “Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh  dendam”. (HR. Bukhari).

Cara Menghindari Perilaku Dendam
  1. Selalu mengingat kepada Allah SWT kapan pun dan di mana pun kita berada
  2. Mudah memaafkan orang lain
  3. Menyadari bahwa sesama Muslim adalah saudara
  4. Hormat-menghormati sesama manusia
  5. Menyadari bahwa manusia adalah makhluk social yang membutuhkan orang lain
Ciri-Ciri Orang Yang Pendendam
  1. Tidak senang melihat kebahagiaan orang lain
  2. Berusaha keras membalas kesalahan orang lain
  3. Senang membicarakan kejelekan orang lain
  4. Susah memaafkan kesalahan orang lain
Akibat Perilaku Dendam
Perilaku dendam akan berakibat buruk terhadap pelakunya, berikut akibat perilaku dendam :
  1. Dendam dapat merusak tali persaudaraan
  2. Pelakunya dikucilkan masyarakat
  3. Pelakunya tidak disenangi masyarakat
  4. Tidak memiliki banyak teman
  5. Mendapat ancaman dan siksa di akhirat (Hari kiamat)
Sifat Munafik
Secara bahasa, munafik adalah bermuka dua, adapun secara istilah, munafik adalah pura-pura baik dan setia terhadap agama akan tetapi hatinya mengingkari atau mengatakan yang tidak sesuai dengan perbuatannya. Perbuatan orang munafik sehari-hari seperti orang yang menjalankan ajaran Islam, tetapi hati mereka tidak. Orang-orang yang berperilaku tidak percaya dengan rukun iman dan rukun Islam. Perbuatan munafik sangat berbahaya untuk diri sendiri atau pun untuk orang lain. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 27 : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS. Al-Anfal : 27). Sabda Nabi Muhammad SAW : “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga (3), apabila berkata dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila diberi kepercayaan berkhianat”.

Ciri-Ciri Orang Munafik
  1. Perkataannya selalu dusta
  2. Selalu mengingkari janjinya
  3. Ketika dipercaya berkhianat
  4. Ketika berselisih dia selalu curang

Menghindari Perilaku Munafik
  1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
  2. Mengingat bahwa perilaku munafik adalah perbuatan berbahaya, baik di dunia maupun di akhirat
  3. Mengingat bahwa perilaku munafik adalah dosa besar yang akan mendapat azab yang pedih dari Allah SWT di akhirat kelak
  4. Senantiasa menepati janji yang diucapkan
  5. Memegang teguh amanah yang dipercayakan
  6. Membiasakan diri berkata jujur kepada siapa pun dan di mana pun
  7. Banyak mengetahui kegiatan-kegiatan positif seperti kajian-kajian Islami atau kegiatan membaca buku-buku Islam
Akibat Perilaku Munafik
  1. Mendapat siksa pedih dari Allah SWT, hal ini sesuai dengan Allah SWT dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 138 : “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih”. (QS. An-Nisa : 138). Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 145 : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka”. (QS. An-Nisa : 145).
  2. Merugi baik di dunia ataupun di akhirat
  3. Dijauhi banyak orang atau masyarakat
  4. Sulit mendapat kepercayaan dari orang lain
(Hanik W.)

Rabu, 25 Maret 2015

PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN AQIDAH AKHLAK ANAK





Seiring dengan perkembangan jaman, kehidupan umat manusia mengalami perubahan yang sangat pesat. Perubahan ini tidak hanya berdampak positif pada ranah kehidupan sosial, budaya, etika dan estetika, namun juga berdampak negatif pula dalam setiap kehidupan dengan beragam bentuk. Dari cara berpakaian, tutur kata bahkan tidak sedikit generasi muda yang melakukan pergaulan bebas dan mengkonsumsi narkoba. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama, demi tercapainya derajat umat manusia yang mulia disisi Allah .
Hiburan malam dengan berbagai ragam suguhan yang dapat menggoda iman merupakan salah satu imbas dari masukan-masukan budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran seperti di Indonesia ini. Cara pandang terhadap budaya barat yang tidak selektif inilah yang perlu kita sikapi bersama sehingga generasi muda tidak tercemari oleh virus-virus yang akan dapat merusak moralitas mereka.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka penting untuk meningkatkan pendidikan akhlak dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan terhadap anak tidak mungkin akan berhasil apabila tidak ada kerjasama yang baik antara orang tua di rumah, guru di sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga komponen inilah yang akan mewarnai watak dan perilaku setiap individu.
Komponen pertama yang berpengaruh dalam pembentukan akhlak anak adalah orang tua. Sebagai orang tua bertanggung jawab atas kemajuan dan pertumbuhan jasmani, rohani dan kecerdasannya. Yaitu dengan mengasuh, mendidik dan memeliharanya supaya terhindar dari kerusakan jasmani, rohani dan akhlaknya.
Kepribadian anak merupakan hasil dari pengaruh ekspresi kepribadian orang tuanya, baik yang disadari maupun yang tidak disadarinya dan sikap sadarnya terhadap anak maupun cara-caranya membesarkan anak.
Komponen kedua yang berpengaruh dalam pembentukan akhlak adalah guru. Guru secara luas merupakan salah satu faktor dominan dalam proses belajar mengajar.
Guru adalah orang yang menunjukkan kamu ke jalan yang mengarahkan suatu kebajikan, kebahagiaan dan keberhasilan. Guru memegang peranan yang sangat dominan, jika seorang guru tidak berkompeten meskipun sarana dan pembelajarannya tersedia cukup baik, tidak menjamin proses belajar mengajar yang dilakukan akan mencapai kualitas.
Komponen yang ketiga adalah lingkungan, karena lingkungan juga sangat berperan dalam menentukan pembentukan pola perilaku pada anak. Anak yang hidup di lingkungan bebas maka akan memiliki kecenderungan pada diri pribadinya sifat-sifat yang kurang baik. Demikian sebaliknya anak yang hidup dan dibesarkan di lingkungan yang baik maka akan memiliki kecenderungan sebagai anak yang berkepribadian luhur.
Pendidikan agama Islam merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang sesuai dengan nilai dan norma agama. Hal ini senada dengan pernyataan Muh Atiyah Al Abrasy dalam bukunya At tarbiyatul Islamiyah Falasifatuha yang berisi : “ Orang yang mendalami Islam akan melihat bahwa tujuan yang tertinggi adalah membentuk akhlak dan pendidikan rohani, setiap pelajar harus menyebutkan soal moral, setiap guru haruslah orang yang bermoral, dan setiap pendidik haruslah mengutamakan moral agama dari yang lain “.
Pendidikan adalah suatu aktifitas atau usaha pendidikan terhadap anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang muttaqin. Perwujudan dalam membantu anak didik secara sistematis dan pragmatis, seorang guru harus mampu menanamkan nilai Islami melalui pengajaran agama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Materi pelajaran aqidah akhlak yang berisikan tentang keimanan dan akhlak terpuji, dengan tujuan akan terbentuknya anak didik atau pribadi siswa yang muttaqin. Keterkaitan antara pendidikan dan pembentukan perilaku siswa itu sangatlah penting, supaya menjadi orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi ( iptek ) yang berkualitas, terbekali oleh iman, amal shalih dan ahlakul karimah. Dasar inilah yang akan menghantarkan siswa menuju kebahagiaan dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak.
Lembaga pendidikan agama yang senantiasa mengkaji ilmu-ilmu agama lebih mendalam tentunya mulai saat ini harus mampu menjadi pelopor pembentukan kader-kader bangsa yang memiliki ahlakul karimah yang luhur dan bertanggung jawab melaksanakan kewajibannya. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah  yang  Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru akan kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung “ ( QS. Ali Imron : 104 )