Senin, 20 April 2020

JANGAN SAMPAI PUASAMU SIA-SIA




Dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang akan datang sebentar lagi ini ada beberapa yang perlu kita ketahui. Banyak kebiasaan buruk yang sering kita lakukan di bulan Ramadhan. Setiap orang pasti punya kebiasan buruk, baik diakui ataupun tidak. Dalam usaha mengubah kebiasaan ini, kadang kita masih suka ‘angin-anginan’. Ketika puasa saja sok rajin banget, setelah itu kebiasaan buruk kembali lagi. Meski di bulan puasa harusnya melakukan hal-hal yang baik, tapi kebiasaan buruk itu masih tetap nyangkut ketika menjalankan puasa.

Pada dasarnya bukan kebiasaan buruk tapi melakukan hal yang berujung pada kesia-siaan. Mau tahu seperti apa kebiasaan yang harusnya kita kurangi ini? Berikut rangkumannya. 

1. Tidur Setelah Sahur

Yah, siapa yang biasa melakukan hal ini? Aha, kita sama saja. Padahal tidur setelah sahur itu tidak baik loh. Meski terlihat sederhana tapi banyak anjuran yang mengatakan untuk tidak tidur setelah sahur. Ada juga beberapa ketentuan dalam dunia kesehatan yang menganjurkan kita untuk tidak tidur.
Kerongkongan kering, mual dan ingin muntah ketika menjalani puasa bukan karena pola makanan yang salah saja. Tapi karena gangguan sirkulasi makanan di dalam lambung. Makanan baru yang berada di lambung akan berbalik ke kerongkongan membawa asam lambung ketika kita tidur. Setidaknya kalau mau tidur beri jeda 1-2 jam. Atau lebih baik menunggu waktu subuh sambil melakukan hal berguna. 

2. Tidur Seharian Penuh

Tidur bisa menjadi jurus paling ampuh untuk menaklukkan waktu ketika puasa. Apalagi tidak ada rutinitas yang dijalani pasti terdampar di pulau kapuk. Tapi jika tidur dari subuh sampai menjelang maghrib itu juga tidak baik sih.

Well, tidur saja memang ibadah. Tapi ibadah kita tidak berkualitas kan? Lebih baik kita melakukan sesuatu yang berguna. Seperti olahraga di pagi hari, belajar atau kerja sehingga puasa kita lebih baik. Tapi jangan forsir tubuhmu untuk bekerja. Luangkan waktu untuk istirahat 2-3 jam sehari ketika puasa.

3. Makan Berlebihan

Sebenarnya puasa sangat bagus untuk kesehatan tubuh. Tapi dengan catatan sepanjang orang tersebut mau mengatur pola makanannya. Saat menjalani puasa, ada beberapa orang yang memperbanyak makanan ketika sahur untuk tidak kelaparan di siang hari. Dan ketika berbuka puasa memakan semua makanan sebagai ajang balas dendam.

Ini adalah kebiasaan buruk ynag sering kita lakukan karena tidak bisa mengontrol makanan. Padahal hal ini sangat berpengaruh dengan sistem pencernaan di dalam tubuh.  Dan ingat, kita puasa itu bukan hanya untuk berlapar-lapar dan ‘balas dendam’ saat berbuka lho. Ini adalah bulan yang baik untuk perbaikan diri dan beribadah.

4. Ngegosip

Para wanita dan ibu rumah tangga ngegosip menjadi hal yang tidak bisa di stop bahkan ketika puasa. Kebiasaan buruk ini seperti melekat dalam tubuhnya. Meski tak bermaksud membicarakan orang, beberapa celah akan hadir dan akhirnya hasrat ngegosip datang juga.
Bukan hanya secara visual, Sekarang media bagi orang doyan nggosip ini semakin banyak. Ada yang menggunakan group di media sosial bahkan membuat status yang berisi sindiran-sindiran. Yah, jika tidak bisa menyetop setidaknya mengurangi bisa kan? Waspada dengan kecenderungan ngegosip ini. Pasalnya, hal tersebut sangat dekat dan sangat sering terjadi hingga sulit kita sadari.

5. Bolos Shalat Tarawih

Pada awal bulan, keadaan mushola dan masjid akan disesaki dengan orang yang ingin menjalankan ibadah Shalat Tarawih. Tapi keadaan ini akan berbalik di akhir puasa menjelang lebaran. Mushola dan masjid hanya berisi bebearapa orang yang khusuk menjalankan ibadahnya, nampaknya banyak jamaah pindah ke mall untuk persiapan kebutuhan lebaran.
Alasan paling sering didengar, karena kekenyangan dan langsung tepar di kasur. Ada pula yang sudah berpamitan mau Tarawih, eh ujung-ujung nikung ke rumah teman atau malah pacaran. Yah, padahal Shalat Tarawih datang 1 tahun sekali loh. Belum tentu tahun depan kita bisa shalat lagi kan?

6. Ngaku Puasa

Remaja masa kini, banyak yang seperti ini. Di rumah, makan sahur dan berbuka. Tapi di tengah hari keluar rumah dengan alasan ketemu sama teman sampai sore hari. Padahal kenyataannya malah makan di warung dan keluyuran gak jelas.
Ngakunya puasa, tapi? Adapula yang ngaku didepan teman puasanya lancar dan belum ada yang bolong. Padahal tiap pagi sarapan bubur ayam. Yah, masih banyak orang yang seperti ini. Padahal ketika kita sudah dewasa dan dalam keadaan sehat, wajib bagi kita menjalankan puasa.

7. Zona Waktu Berbuat Baik

Ketika puasa datang, sikap kita mendadak islami banget. Bicara sedikit, kalem, dan tak mudah marah. Wah, puasa memang berkah. Banyak yang hal yang kita lakukan ketika menjalankan puasa seharian dari subuh sampai magrib.

Ets, tapi adapula dari kita berbuat baik hanya berada pada jam segitu. Selebihnya tetap aja kebiasaan buruknya datang. Adapula yang dari kita yang malah memanfaatkan waktu malam untuk pacaran. Iyah, sama aja berbuat maksiat. Mending tadarusan kan?

8. Tertidur Ketika Tadarus

Siapa yang pernah atau sering melakukan hal ini? Meski rajin tadarus tapi jik dimushola malah tidur? Tapi begitulah kita. Apalagi jika tadarusan bersama dan harus menunggu giliran. Pasti orang terakhir akan tidur terlebih dahulu dan bangun ketika gilirannya akan datang. Fenomena ini masih sering ada di beberapa tempat.
 
Yah, kantuk memang tidak bisa dihindari ketika puasa datang. Lebih baik membaca dan membaca lagi ayat-ayat Al-quran dari pada tidur ketika orang lain membaca.
Segalanya di dalam bulan puasa akan mendapatkan pahala dari Sang Pencipta. Bahkan tidurpun merupakan ibadah. Tapi sebaik-baiknya kita untuk menjadi umat yang berkualitas lebih baik melakukan hal yang bermanfaat. Yuk, berbuat yang lebih baik agar puasa lebih bersemangat.

Senin, 13 April 2020

Kiat Menyikapi Wabah Corona Sesuai Ajaran Islam

 
Fenomena wabah virus corona (covid-19) yang muncul di awal tahun 2020 ini semakin lama semakin membuat kekhawatiran di seluruh dunia. Bagaimana tidak, virus yang muncul pertama kali di kota Wuhan provinsi Hubei China ini telah memakan korban lebih dari 2600 nyawa dan menginfeksi sekitar 80.000 jiwa atau lebih.
Virus yang sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya telah merambah hampir ke seluruh negara-negara besar di dunia. Mulai dari China, Korea Selatan, Singapura dan lainnya di daratan Asia, hingga ke Italia,Prancis dan lainnya di daratan Eropa. Dan beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mengumumkan bahwa kasus virus corona telah menjangkiti warga Indonesia.
Akibat virus ini, disamping korban yang terus berjatuhan yang mana angkanya telah mendekati hampir ratusan ribu jiwa baik yang meninggal ataupun yang terinfeksi, jutaan manusia lainnya terancam terkena wabah mematikan ini. Di samping itu, tercatat ratusan kota diisolasi, ribuan jalur penerbangan ditutup, bahkan secara khusus Negara Arab Saudi menghentikan sementara kedatangan jamaah umroh guna mengantisipasi tersebarnya wabah ini di dua tanah suci.
Menyikapi epidemi global ini, sebagai seorang muslim hendaklah kita kembali kepada ajaran-ajaran agama kita. Dan berikut ini beberapa kiat-kiat yang dapat kita tempuh sebagai seorang muslim dalam menyikapi wabah virus corona yang sedang mewabah saat ini:

1. Senantiasa meminta perlindungan kepada Allah.
Virus corona adalah makhluk sebagaimana makhluk-makhluk Allah lainnya, dan ia tidaklah bergerak kecuali atas perintah dan izin Allah ta’ala yang menciptakannya. Oleh karenanya, kita berlindung dari wabah ini kepada Allah sebelum kita berlindung kepada kemampuan diri kita sendiri atau kemampuan makhluk lainnya. Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penjaga. Allah berfirman:

(فَٱللَّهُ خَيۡرٌ حَٰفِظٗاۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ)

Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga dan Dialah Maha Penyayang di antara para penyayang”. (QS Yusuf, Ayat 64).


Berlindung kepada Allah ini bisa dilakukan dengan senantiasa membaca doa-doa pelindung yang bersumber dari Al-Qur’an seperti surat Al-Falaq dan surat An-Nas ataupun dari doa-doa yang bersumber dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, seperti doa yang dianjurkan untuk dibaca di pagi dan petang hari:

(بِسمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهَ شَيءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَمَاءِ وَهُوَ السَمِيعُ العَلِيم)

Dengan nama Allah yang tidak membahayakan dengan namaNya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, dan Ia lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Doa ini berdasarkan sabda Nabi shallahu alaihi wasallam, bila diamalkan oleh seorang hamba di pagi dan petang hari masing-masing sebanyak tiga kali, maka niscaya tidak akan membahayakannya segala sesuatu apapun yang ada di atas muka bumi ini.

2. Berikhtiar dengan melakukan pencegahan.

Di samping berlindung kepada Allah, tentunya sebagai seorang manusia kita juga harus berikhtiar dengan melakukan usaha-usaha pencegahan agar virus ini tidak menular kepada diri kita atau kepada orang-orang yang kita sayangi. Ikhtiar ini bisa dilakukan dalam skala individu maupun skala berjamaah.


Ikhtiar dalam skala individu dilakukan dengan mengikuti cara-cara yang dianjurkan oleh para ahli dalam bidang ini, seperti rutin menjaga kesehatan, rutin mencuci tangan, rutin memakan dari makanan-makanan yang baik, rutin memakai masker dikeramaian, serta menghindari keluar rumah dan berkumpul di tempat keramaian bila tidak diperlukan.


Adapun ikhtiar dalam skala berjamaah, maka bisa dilakukan dengan cara melakukan pencegahan-pencegahan agar virus ini tidak merambah ke skala yang lebih luas lagi seperti melakukan isolasi kepada mereka-mereka yang terkena virus atau mereka yang tercurigai terkena virus. Dan ikhtiar ini hendaklah dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang. Hal ini berdasarkan makna hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi:

(إذا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأرْضٍ، فلاَ تَقْدمُوا عَلَيْهِ، وإذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا، فَلا تخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ)

“Apabila kalian mendengar tentangnya (wabah penyakit) di sebuah tempat, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, dan bila kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar daripadanya sebagai bentuk lari daripadanya”. (HR.Bukhari dan Muslim)

3. Bertawakkal kepada Allah.

Setelah melakukan ikthtiar-ikhtiar yang ada, maka pada akhirnya semua kita serahkan kepada Allah. Kita tawakkalkan diri kita kepadaNya. Karena hidup dan mati kita sebagai seorang hamba semua berada di tanganNya. Allah berfirman:

(قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ)

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”. (QS Al-An’am, Ayat 162)


Dan perlu kita ketahui bahwa seorang hamba akan tetap hidup bilamana memang ajalnya belum datang, bahkan bila virus corona ataupun virus lainnya yang lebih ganas daripada itu menjangkitinya, namun bila memang sudah ajalnya, jangankan virus corona atau yang lebih dari itu, bahkan digigit semut pun seseorang bisa mati jikalau memang ajalnya telah tiba.
Ajal seseorang pasti datang, namun pertanyaannya adalah apakah yang telah kita persiapkan dari amalan saleh menyambut ajal tersebut? Semoga Allah menutup hidup kita dengan husnul khotimah.

4. Yakin kepada Allah akan kesembuhan.

Bila ada di antara kita yang ditakdirkan oleh Allah tertimpa penyakit ini, maka yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penyembuh karena Ia lah Tuhan Yang Maha Penyembuh.


Dan yakinlah juga bahwa tidak ada penyakit yang Allah turunkan, kecuali ada juga obat yang diturunkan bersamanya. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ خَلَقَ الدَّاءَ خَلَقَ الدَّوَاءَ فَتَدَاوَوْا ) رواه أحمد (12186) وحسنه الألباني.

Sesungguhnya Allah ketika menciptakan penyakit maka ia menciptakan penyembuhnya, maka berobatlah”. (HR. Ahmad (no:12186) dan dihasankan oleh Imam Albani).

Demikianlah beberapa kiat-kiat dalam menyikapi wabah virus corona ini, dan yang terakhir, mari kita berdoa kepada Allah agar supaya Ia senantiasa menjaga diri kita, keluarga kita, kerabat kita dan orang-orang yang kita sayangi dari terkena wabah virus ini. Mari kita juga berdoa kepada Allah agar Ia senantiasa menjaga negeri kita dan juga negeri-negeri kaum muslimin lainnya dari wabah penyakit mematikan ini. Dan tak lupa juga kita sisipkan doa-doa terbaik kita kepada mereka saudara-saudara kita yang sedang diuji dengan virus ini agar supaya Allah segera menyembuhkan mereka dari penyakit ini. MADANINEWS.ID, JAKARTA

Penulis Abi Abdul Jabbar, 5 March 2020



Rabu, 08 April 2020

PPDB MTsN 5 TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2020/2021



Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2020-2021 pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Trenggalek  dipastikan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Alasannya, pada tahun ini Ujian Nasional/Ujian Sekolah ditiadakan dan karena wabah pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia.
Perubahan sistem PPDB yang akan diselenggarakan oleh Panitia PPDB MTsN 5 Trenggalek yang dibuka Pendaftarannya pada tanggal 10 April s/d 5 Mei 2020 itu, tidak akan memusingkan calon siswa baru dan orang tua siswa, karena bisa dilakukan dengan datang langsung ke Madrasah dengan mengikuti protokoler pencegahan penularan virus Corona (Covid 19) dan bisa secara online melalui WA/SMS/telephone ke Panitia PPDB atau mengirimkan ke Ustadz-Ustadzah MTsN 5 Trenggalek yang dikenal untuk diteruskan ke Panitia.
Bagi yang datang langsung ke Madrasah bisa dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang disediakan Panitia PPDB, sedangkan yang online cukup dengan menuliskan data di bawah ini untuk selanjutnya dikirim melalui WA atau SMS :
1. Nama Lengkap Calon Siswa Baru :………
2. Tempat/tgl lahir :………………………
3. Asal SD/MI :……………………..
4. Nama Orang Tua :……………..
5. Alamat Orang Tua :…………….
Dan dikirim ke salah satu dari Panitia tersebut dibawah ini :
1. B. Inani Muslimatun : 081259050008 (Kertosono)
2. P. Hendri Kartika : 082233794536 (Nglebeng)
3. P. Ali Bastomi : 082234570775 (Banjar)
4. B. Fratmia Paramitha : 082302277056 (Bodag)
5. B. Astrit Dewayani : 085234848785 (Sawahan)
6. B. Hanik Widiastuti : 082189050228 (Wonocoyo)

Atau bisa juga dengan mengisi formulir di Google Forms dengan alamat klik di bawah ini :

Selanjutnya nanti akan di konfirmasi oleh Panitia.