Senin, 06 April 2020

10 Pertanyaan Tentang Virus Corona (Covid 19)


Virus corona (COVID-19) telah menginfeksi di hampir 103 negara di dunia. Virus tersebut berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Hingga artikel ini diterbitkan, kasusnya telah mencapai 112 ribu dan lebih dari 50 persen manusia yang terjangkit dinyatakan sembuh.
Meski demikian, World Health Organization (WHO) menyatakan virus corona sebagai pandemi global. Berhubung virus corona telah masuk ke Indonesia belum lama ini, berikut daftar pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan (FAQ) mengenai COVID-19. Apakah pertanyaanmu termasuk di dalamnya?

1. Apakah orang tua rentan terkena COVID-19

Pertanyaan ini sering dilontarkan dikarenakan lonjakan pada tingkat kematian yang lebih banyak merenggut kaum manusia lanjut usia (manula).
Namun, ditegaskan sekali lagi bahwa tidak hanya manula, bahkan generasi muda pun dapat tertular COVID-19 jika tidak menjaga diri.
 

Biasanya, manula memang rentan terkena COVID-19 dikarenakan sistem imun tubuh yang sudah tidak seprima dulu. Selain itu, manula yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, penyakit pernapasan, atau penyakit parah lainnya memiliki kemungkinan besar untuk tertular COVID-19 akut.

Mereka dengan sistem imun yang lemah (atau pengidap AIDS) juga sama rentannya tertular COVID-19.

2. Apakah COVID-19 perlu dikhawatirkan?



Para komuter berjalan melewati Canary Wharf, saat jumlah kasus positif COVID-19 semakin meningkat di seluruh dunia dan saham Eropa turun tajam di London, Inggris, pada 9 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Dylan Martinez
Sebanyak 80 persen kasus COVID-19 bersifat "ringan", sehingga perawatan yang cukup dapat memulihkan mereka segera dalam waktu cepat.
Namun, dikarenakan penyebarannya yang cepat, tidak ada salahnya untuk tetap waspada pada penyebaran COVID-19. Jika kamu merasakan gejala-gejalanya, maka jangan ragu untuk berobat ke rumah sakit.

3. Apakah gejala-gejala COVID-19


 
Tidak henti-hentinya kami mengingatkan bahwa gejala-gejala utama COVID-19 adalah, gejala yang terjadi di minggu pertama biasanya ringan. Berikut ini adalah gejala COVID-19 yang biasanya muncul di minggu pertama:

  • Demam ≥380 C
  • Kelelahan atau lemas
  • Batuk tidak berdahak
  • Pegal-pegal
  • Tidak nafsu makan

Namun, tidak jarang gejala-gejala seperti hidung tersumbat atau meler, diare, dan susah bernapas mengikuti ketiga gejala tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada manula atau mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, atau pernapasan, lebih rentan terkena COVID-19 akut. Akan tetapi, jika tidak ada riwayat penyakit, sebanyak 80 persen dari kasus-kasus global dinyatakan sembuh tanpa perawatan intensif.

4. Apakah COVID-19 sama dengan SARS dan MERS?
 

 
Sekadar penjelasan singkat, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) yang berawal dari 2003 dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) pada 2012 memang sama-sama menyerang pernapasan, sama seperti COVID-19.
Meskipun disebabkan oleh jenis virus yang sama, yaitu virus corona, COVID-19, dan MERS serta SARS memiliki jenis virus corona yang berbeda.
Dari segi mortalitas, COVID-19 - dengan persentase mortalitas sebesar 2 persen - kalah dibandingkan SARS dan MERS (jika berbicara angka kematian murni karena penyakit). Dari segi penularan, COVID-19 jauh lebih pesat dibandingkan SARS dan MERS.

5. Perlukah saya menggunakan masker?
 


Pemerintah menyarankan agar masyarakat umum menggunakan masker kain, sedangkan masker M95 dan masker bedah digunakan oleh tim medis.

Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensinya di BNPB Minggu (5/4/2020).
"Sesuai hasil penelitian, Masker kain dapat menangkal virus sebesar 70 persen. Dengan demikian masyarakat diharapkan, untuk tetap jaga jarak, saat berada di keramaian, minimal satu sampai dua meter dan apabila tidak memiliki kegiatan penting di luar sebaiknya tetap tinggal di rumah," kata Wiku di Kantor BNPB, Minggu (5/4)
Masker kain sebaiknya memiliki tiga lapisan, sebab hal itu akan efektif dalam menangkap virus. Profesor Wiku mengingatkan agar dalam memakai masker kain masyarakat juga tak lupa mencuci tangan terlebih dahulu.


6. Apakah kelelawar penyebab COVID-19?
 

Jawabannya belum pasti. Studi dari WHO pada akhir Februari menyatakan bahwa kelelawar memang sumber dari COVID-19. Namun, inang perantara yang menularkan COVID-19 kepada manusia masih diselidiki.

Sejauh ini, suspek terbesar jatuh pada hewan trenggiling, salah satu satwa yang menjadi komoditas pasar gelap di Tiongkok. Namun, hal tersebut masih belum dapat dipastikan.


7. Apakah COVID-19 dapat melekat pada benda mati?


Jawabannya, "iya". COVID-19 dapat menempel pada benda mati atau barang selama beberapa jam atau beberapa hari jika tidak secepatnya dibersihkan dengan disinfektan. Akan tetapi, ketahanan COVID-19 menempel pada satu benda tergantung dari beberapa faktor seperti suhu, kelembapan, dan jenis permukaan.

Sesudah membersihkan barang yang terpapar COVID-19 dengan disinfektan, segera bersihkan tangan dengan alkohol atau sabun. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.


8. Apakah COVID-19 sudah ada obatnya?

 

Sejauh ini, berbagai kabar beredar bahwa obat anti-retrovirus (ARV) yang digunakan untuk mengobati pengidap AIDS dan obat malaria dapat mengobati COVID-19. Malah, orang Indonesia menggunakan perawatan tradisional untuk menangkal COVID-19.

Meskipun meringankan gejala COVID-19, WHO "sebenarnya" tidak menyarankan hal tersebut. Bahkan, WHO melarang konsumsi antibiotik sebagai tindakan pencegahan atau pengobatan COVID-19. Kecuali kamu memang mengalami penyakit lain yang membutuhkan antibiotik.

Hingga saat ini, vaksin dan obat untuk COVID-19 masih dalam tahap penelitian.


9. Apakah hewan peliharaan dapat menularkan COVID-19?


Pertanyaan ini diajukan setelah munculnya kasus COVID-19 di Hong Kong yang menyerang seekor anjing peliharaan. Anjing tersebut menjadi satu-satunya hewan yang diisolasi.

WHO menyatakan bahwa COVID-19 tidak dapat ditularkan dari hewan peliharaan apapun, baik anjing maupun kucing. Tidak ada dasar ilmiah yang mendukung penyebaran COVID-19 lewat hewan peliharaan. Namun kamu tetap perlu menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan peliharaanmu.


10. Apakah ada hal lain yang tidak boleh dilakukan demi mencegah COVID-19?



Jika ingin mencegah COVID-19, pastinya, sayangilah pernapasanmu. Hal tersebut bisa kamu lakukan dengan cara:

  • Tidak merokok,
  • Tidak menggunakan masker berlapis-lapis, dan
  • Tidak mengonsumsi antibiotik (lihat pertanyaan no.8).

Sekali lagi, jika kamu memang mengalami gejala-gejala COVID-19, segera laporkan dirimu ke rumah sakit rujukan virus corona, agar segera dirawat sebelum parah.

Itulah FAQ yang sering muncul mengenai penyebaran COVID-19 secara global. Semoga kamu tidak bingung lagi, dan mari tekan angka penyebaran COVID-19 bersama-sama. (Semarang, IDN Times)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar