Virus corona (COVID-19) telah menginfeksi di hampir 103 negara di dunia. Virus tersebut berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Hingga artikel ini diterbitkan, kasusnya telah mencapai 112 ribu dan lebih dari 50 persen manusia yang terjangkit dinyatakan sembuh.
Meski
demikian, World Health Organization (WHO) menyatakan virus corona
sebagai pandemi global. Berhubung virus corona telah masuk ke Indonesia belum
lama ini, berikut daftar pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan (FAQ)
mengenai COVID-19. Apakah pertanyaanmu termasuk di dalamnya?
1.
Apakah orang tua rentan terkena COVID-19
Pertanyaan ini
sering dilontarkan dikarenakan lonjakan pada tingkat kematian yang lebih banyak
merenggut kaum manusia lanjut usia (manula).
Namun,
ditegaskan sekali lagi bahwa tidak hanya manula, bahkan generasi muda pun dapat
tertular COVID-19 jika tidak menjaga diri.
Biasanya,
manula memang rentan terkena COVID-19 dikarenakan sistem imun tubuh yang sudah
tidak seprima dulu. Selain itu, manula yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi,
diabetes, penyakit pernapasan, atau penyakit parah lainnya memiliki kemungkinan
besar untuk tertular COVID-19 akut.
Mereka dengan
sistem imun yang lemah (atau pengidap AIDS) juga sama rentannya tertular
COVID-19.
2.
Apakah COVID-19 perlu dikhawatirkan?
Para komuter berjalan melewati
Canary Wharf, saat jumlah kasus positif COVID-19 semakin meningkat di seluruh
dunia dan saham Eropa turun tajam di London, Inggris, pada 9 Maret 2020. ANTARA
FOTO/REUTERS/Dylan Martinez
Sebanyak 80
persen kasus COVID-19 bersifat "ringan", sehingga perawatan yang
cukup dapat memulihkan mereka segera dalam waktu cepat.
Namun,
dikarenakan penyebarannya yang cepat, tidak ada salahnya untuk tetap waspada
pada penyebaran COVID-19. Jika kamu merasakan gejala-gejalanya, maka jangan
ragu untuk berobat ke rumah sakit.
3.
Apakah gejala-gejala COVID-19
Tidak
henti-hentinya kami mengingatkan bahwa gejala-gejala utama COVID-19 adalah, gejala yang terjadi di minggu
pertama biasanya ringan. Berikut ini adalah gejala COVID-19 yang biasanya
muncul di minggu pertama:
- Demam ≥380 C
- Kelelahan atau lemas
- Batuk tidak berdahak
- Pegal-pegal
- Tidak nafsu makan
Namun, tidak
jarang gejala-gejala seperti hidung tersumbat atau meler, diare, dan susah
bernapas mengikuti ketiga gejala tersebut.
Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, pada manula atau mereka yang memiliki riwayat penyakit
jantung, hipertensi, atau pernapasan, lebih rentan terkena COVID-19 akut. Akan
tetapi, jika tidak ada riwayat penyakit, sebanyak 80 persen dari kasus-kasus
global dinyatakan sembuh tanpa perawatan intensif.
4.
Apakah COVID-19 sama dengan SARS dan MERS?
Sekadar
penjelasan singkat, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) yang
berawal dari 2003 dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) pada
2012 memang sama-sama menyerang pernapasan, sama seperti COVID-19.
Meskipun
disebabkan oleh jenis virus yang sama, yaitu virus corona, COVID-19, dan MERS
serta SARS memiliki jenis virus corona yang berbeda.
Dari segi
mortalitas, COVID-19 - dengan persentase mortalitas sebesar 2 persen - kalah
dibandingkan SARS dan MERS (jika berbicara angka kematian murni karena
penyakit). Dari segi penularan, COVID-19 jauh lebih pesat dibandingkan SARS dan
MERS.
5.
Perlukah saya menggunakan masker?
Pemerintah menyarankan agar masyarakat
umum menggunakan masker kain, sedangkan masker M95 dan masker bedah digunakan
oleh tim medis.
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara
Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensinya di BNPB Minggu
(5/4/2020).
"Sesuai hasil penelitian, Masker
kain dapat menangkal virus sebesar 70 persen. Dengan demikian masyarakat
diharapkan, untuk tetap jaga jarak, saat berada di keramaian, minimal satu
sampai dua meter dan apabila tidak memiliki kegiatan penting di luar sebaiknya
tetap tinggal di rumah," kata Wiku di Kantor BNPB, Minggu (5/4)
Masker kain sebaiknya memiliki tiga
lapisan, sebab hal itu akan efektif dalam menangkap virus. Profesor Wiku
mengingatkan agar dalam memakai masker kain masyarakat juga tak lupa mencuci
tangan terlebih dahulu.
6.
Apakah kelelawar penyebab COVID-19?
Jawabannya
belum pasti. Studi dari WHO pada akhir Februari menyatakan bahwa kelelawar
memang sumber dari COVID-19. Namun, inang perantara yang menularkan COVID-19
kepada manusia masih diselidiki.
Sejauh ini,
suspek terbesar jatuh pada hewan trenggiling, salah satu satwa yang menjadi
komoditas pasar gelap di Tiongkok. Namun, hal tersebut masih belum dapat
dipastikan.
7.
Apakah COVID-19 dapat melekat pada benda mati?
Jawabannya,
"iya". COVID-19 dapat menempel pada benda mati atau barang selama
beberapa jam atau beberapa hari jika tidak secepatnya dibersihkan dengan
disinfektan. Akan tetapi, ketahanan COVID-19 menempel pada satu benda
tergantung dari beberapa faktor seperti suhu, kelembapan, dan jenis permukaan.
Sesudah
membersihkan barang yang terpapar COVID-19 dengan disinfektan, segera bersihkan
tangan dengan alkohol atau sabun. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
8.
Apakah COVID-19 sudah ada obatnya?
Sejauh ini,
berbagai kabar beredar bahwa obat anti-retrovirus (ARV) yang digunakan
untuk mengobati pengidap AIDS dan obat malaria dapat mengobati COVID-19. Malah,
orang Indonesia menggunakan perawatan tradisional untuk menangkal COVID-19.
Meskipun
meringankan gejala COVID-19, WHO "sebenarnya" tidak menyarankan hal tersebut.
Bahkan, WHO melarang konsumsi antibiotik sebagai tindakan pencegahan atau
pengobatan COVID-19. Kecuali kamu memang mengalami penyakit lain yang
membutuhkan antibiotik.
Hingga saat
ini, vaksin dan obat untuk COVID-19 masih dalam tahap penelitian.
9.
Apakah hewan peliharaan dapat menularkan COVID-19?
Pertanyaan ini
diajukan setelah munculnya kasus COVID-19 di Hong Kong yang menyerang seekor
anjing peliharaan. Anjing tersebut menjadi satu-satunya hewan yang diisolasi.
WHO menyatakan
bahwa COVID-19 tidak dapat ditularkan dari hewan peliharaan apapun, baik anjing
maupun kucing. Tidak ada dasar ilmiah yang mendukung penyebaran COVID-19 lewat
hewan peliharaan. Namun kamu tetap perlu menjaga kebersihan dengan rajin
mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan peliharaanmu.
10.
Apakah ada hal lain yang tidak boleh dilakukan demi mencegah COVID-19?
Jika ingin
mencegah COVID-19, pastinya, sayangilah pernapasanmu. Hal tersebut bisa kamu
lakukan dengan cara:
- Tidak merokok,
- Tidak menggunakan masker berlapis-lapis, dan
- Tidak mengonsumsi antibiotik (lihat pertanyaan no.8).
Sekali lagi,
jika kamu memang mengalami gejala-gejala COVID-19, segera laporkan dirimu ke
rumah sakit rujukan virus corona, agar segera dirawat sebelum parah.
Itulah FAQ yang
sering muncul mengenai penyebaran COVID-19 secara global. Semoga kamu tidak
bingung lagi, dan mari tekan angka penyebaran COVID-19 bersama-sama. (Semarang,
IDN Times)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar