Rabu, 25 Maret 2015

PERAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN AQIDAH AKHLAK ANAK





Seiring dengan perkembangan jaman, kehidupan umat manusia mengalami perubahan yang sangat pesat. Perubahan ini tidak hanya berdampak positif pada ranah kehidupan sosial, budaya, etika dan estetika, namun juga berdampak negatif pula dalam setiap kehidupan dengan beragam bentuk. Dari cara berpakaian, tutur kata bahkan tidak sedikit generasi muda yang melakukan pergaulan bebas dan mengkonsumsi narkoba. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama, demi tercapainya derajat umat manusia yang mulia disisi Allah .
Hiburan malam dengan berbagai ragam suguhan yang dapat menggoda iman merupakan salah satu imbas dari masukan-masukan budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran seperti di Indonesia ini. Cara pandang terhadap budaya barat yang tidak selektif inilah yang perlu kita sikapi bersama sehingga generasi muda tidak tercemari oleh virus-virus yang akan dapat merusak moralitas mereka.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka penting untuk meningkatkan pendidikan akhlak dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan terhadap anak tidak mungkin akan berhasil apabila tidak ada kerjasama yang baik antara orang tua di rumah, guru di sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga komponen inilah yang akan mewarnai watak dan perilaku setiap individu.
Komponen pertama yang berpengaruh dalam pembentukan akhlak anak adalah orang tua. Sebagai orang tua bertanggung jawab atas kemajuan dan pertumbuhan jasmani, rohani dan kecerdasannya. Yaitu dengan mengasuh, mendidik dan memeliharanya supaya terhindar dari kerusakan jasmani, rohani dan akhlaknya.
Kepribadian anak merupakan hasil dari pengaruh ekspresi kepribadian orang tuanya, baik yang disadari maupun yang tidak disadarinya dan sikap sadarnya terhadap anak maupun cara-caranya membesarkan anak.
Komponen kedua yang berpengaruh dalam pembentukan akhlak adalah guru. Guru secara luas merupakan salah satu faktor dominan dalam proses belajar mengajar.
Guru adalah orang yang menunjukkan kamu ke jalan yang mengarahkan suatu kebajikan, kebahagiaan dan keberhasilan. Guru memegang peranan yang sangat dominan, jika seorang guru tidak berkompeten meskipun sarana dan pembelajarannya tersedia cukup baik, tidak menjamin proses belajar mengajar yang dilakukan akan mencapai kualitas.
Komponen yang ketiga adalah lingkungan, karena lingkungan juga sangat berperan dalam menentukan pembentukan pola perilaku pada anak. Anak yang hidup di lingkungan bebas maka akan memiliki kecenderungan pada diri pribadinya sifat-sifat yang kurang baik. Demikian sebaliknya anak yang hidup dan dibesarkan di lingkungan yang baik maka akan memiliki kecenderungan sebagai anak yang berkepribadian luhur.
Pendidikan agama Islam merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang sesuai dengan nilai dan norma agama. Hal ini senada dengan pernyataan Muh Atiyah Al Abrasy dalam bukunya At tarbiyatul Islamiyah Falasifatuha yang berisi : “ Orang yang mendalami Islam akan melihat bahwa tujuan yang tertinggi adalah membentuk akhlak dan pendidikan rohani, setiap pelajar harus menyebutkan soal moral, setiap guru haruslah orang yang bermoral, dan setiap pendidik haruslah mengutamakan moral agama dari yang lain “.
Pendidikan adalah suatu aktifitas atau usaha pendidikan terhadap anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang muttaqin. Perwujudan dalam membantu anak didik secara sistematis dan pragmatis, seorang guru harus mampu menanamkan nilai Islami melalui pengajaran agama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Materi pelajaran aqidah akhlak yang berisikan tentang keimanan dan akhlak terpuji, dengan tujuan akan terbentuknya anak didik atau pribadi siswa yang muttaqin. Keterkaitan antara pendidikan dan pembentukan perilaku siswa itu sangatlah penting, supaya menjadi orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi ( iptek ) yang berkualitas, terbekali oleh iman, amal shalih dan ahlakul karimah. Dasar inilah yang akan menghantarkan siswa menuju kebahagiaan dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak.
Lembaga pendidikan agama yang senantiasa mengkaji ilmu-ilmu agama lebih mendalam tentunya mulai saat ini harus mampu menjadi pelopor pembentukan kader-kader bangsa yang memiliki ahlakul karimah yang luhur dan bertanggung jawab melaksanakan kewajibannya. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah  yang  Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru akan kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung “ ( QS. Ali Imron : 104 )