Kamis, 16 Juli 2020

MATERI AKIDAH AKHLAK KELAS VII



PENGERTIAN AQIDAH, RUANG LINGKUP,
TUJUAN, DAN CONTOHNYA


PENGERTIAN AQIDAH
Sebagian besar orang Islam tentu sudah tidak asing lagi dengan kata “Aqidah”. Istilah ini selalu muncul dalam materi pelajaran agama Islam. Namun, belum semua orang memahami dengan benar apa itu Aqidah dan fungsinya dalam kehidupan. Berikut ulasan lengkap tentang pengertian Aqidah, pembagiannya, fungsi dan tujuan, serta contoh dan keistimewaan aqidah.
Secara umum, pengertian Aqidah adalah sebuah ikatan atau kepercayaan kuat dalam diri seseorang terhadap apa yang diimaninya. Di dalam islam, Aqidah meliputi keimanan kepada Allah SWT beserta sifat-sifatNya.
Secara bahasa, Aqidah bisa diartikan sebagai ikatan atau keyakinan. Sedangkan secara istilah Aqidah merupakan sebuah keimanan yang kuat terhadap suatu dzat tanpa ada keraguan sedikitpun.
Secara garis besar, Aqidah islam meliputi semua rukun iman yaitu iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-Kitab, Rasul, Hari Kiamat serta iman kepada Qada dan Qadar. Intinya, pengertian Aqidah adalah sebuah keimanan yang pasti tanpa ada keraguan sama sekali. Oleh karena itu, berpegang pada Aqidah yang benar merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam.

RUANG LINGKUP AQIDAH
Lalu apa saja yang dipelajari dalam aqidah? Menurut para ulama, beberapa hal yang termasuk dalam ruang lingkup aqidah adalah sebagai berikut:
1.    Ilahiyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan masalah ketuhanan, khususnya membahas mengenai Allah SWT.
2.    Nubuwwat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan para utusan Allah (nabi dan rasul Allah).
3.    Ruhaniyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan mahluk gaib. Misalnya malaikat, iblis, dan jin.
4.    Sam’iyyat, yaitu pembahasan hal yang berkenaan dengan alam gaib. Misalnya surga, neraka, alam kubur, dan lainnya.

TUJUAN MEMPELAJARI AQIDAH
Bagi umat Islam, mempelajari aqidah yang benar adalah suatu kewajiban. Mengacu pada pengertian aqidah, adapun beberapa tujuan mempelajari aqidah adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT
Orang yang paham Aqidah akan bisa dengan mudah mengikhlaskan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allah SWT. Dari sini, mereka akan terus berusaha meningkatkan ibadahnya tanpa ada keraguan lainnya.

2. Menenangkan Jiwa
Aqidah bertujuan untuk membuat hati menjadi lebih tenang karena bisa menerima semuanya dengan ikhlas, baik takdir baik maupun buruk. Hal ini karena mereka meyakini bahwa semuanya ini sudah diatur oleh Allah. Mereka juga akan percaya bahwa rencana Allah jauh lebih indah sehingga tidak perlu khawatir apa yang akan terjadi esok hari.

2. Meningkatkan Amal Baik
Tujuan Aqidah sebenarnya untuk menghindarkan diri dari perbuatan sesat. Oleh karena itu, mereka yang memahami dengan baik Aqidah akan senantiasa melakukan amalan baik dan menjauhi perbuatan buruk yang dilarang Allah. Mereka akan selalu ingat bahwasannya setiap perbuatan dosa yang dilakukan akan mendapat balasan dan siksaan.

3. Menegakkan Agamanya
Mereka yang mempelajari Aqidah tidak akan pernah ragu dalam berbuat baik, terutama untuk menegakkan agamanya. Selain itu, mereka juga akan selalu berusaha untuk memperkuat tiang penyangga agamanya, termasuk berjihad. Pada dasarnya, Aqidah akan membuat orang tahu bahwasannya yang perlu dikejar tidak semata-mata kebahagiaan di dunia tetapi juga di akhirat.

KEISTIMEWAAN AQIDAH
Aqidah Islam memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya adalah:

1. Sumber Pengambilan Murni
Aqidah islam memiliki landasan yang jelas dan murni yaitu Al Qur’an,  As Sunnah serta ijma’ Salafush shalih. Jadi, Aqidah ini tidak ada campur tangan dengan hawa nafsu, akal ataupun sekedarasumsi manusia.

2. Aqidah Tentang Perkara Ghaib
Perkara ghaib merupakan segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh indra manusia. Aqidah islam sendiri bertumpu pada penyerahan diri dan kepasrahan terhadap segala hal yang tidak dapat dilogika.

3. Jelas, Mudah dan Terang
Aqidah islam memuat segala hal dengan jelas tanpa ada penyimpangan apapun di dalamnya. Selain itu, semua dalil dan maknanya juga sangat mudah dipahami oleh semua orang.

4. Bebas dari Paradoks, Kekaburan dan Kerancuan
Seperti yang dijelaskan di awal, sumber utama Aqidah islam sangatlah murni. Bahkan dalil-dalilnya juga sangat jelas. Oleh karena itu, di dalamnya terbebas dari unsur kekaburan atau paradoks. Bahkan, Aqidah Islam tidak mudah untuk dimasuki kebatilan dari berbagai arah.

CONTOH AQIDAH ISLAM
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, umat Islam seharusnya selalu berpegang pada aqidah Islam. Adapun beberapa contoh aqidah Islam adalah sebagai berikut:
1.    Beriman kepada Alla Ta’ala dan sifat-sifatnya dengan cara menerima dan meyakini sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Quran dan As-Sunah (hadits).
2.    Melakukan enam rukun iman dalam kehidupan sesuai dengan ajaran Islam dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
3.    Saling menghormati dan menyayangi sesama anggota keluarga dan masyarakat sesuai ajaran Islam. Mau melakukan beberapa kegiatan bersama sesuai ajaran Islam misalnya; melakukan shalat berjamaah.
4.    Tidak menerima fatwa, kecuali berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tsabit (kokoh).

Nah, itulah tadi pembahasan ringkas mengenai pengertian Aqidah, ruang lingkup, tujuan, serta contoh dan keistimewaannya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Senin, 13 Juli 2020

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT


BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

Iman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh setiap muslim. Bagaimana beriman kepada kitab Allah? Simak pembahasan berikut. Semoga Allah  ‘Azza wa Jalla menunjukkan kepada kita aqidah yang lurus.

Urgensi Iman kepada Kitab Allah
Iman kepada kitab yang Allah turunkan merupakan salah satu ushul (landasan) iman dan merupakan rukun iman yang enam. Iman yang dimaksud adalah pembenaran yang disertai keyakinan bahwa kitab-kitab Allah haq dan benar. Kitab-kitab tersebut merupakan kalam Allah ‘Azza wa jalla yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya kepada umat yang turun kepadanya kitab tersebut. Diturunkanya kitab merupakan di antara bentuk kasih sayang Allah  kepada hambanya karena besarnya kebutuhan hamba terhadap kitab Allah. Akal manusia terbatas, tidak bisa meliputi rincian hal-hal yang dapat memberikan manfaat dan menimbulkan madharat bagi dirinya.

Cakupan Iman Kepada Kitab Allah
Iman kepada kitab Allah harus mencakup empat perkara :
Pertama: Mengimani bahwa turunnya kitab-kitab Allah benar-benar dari sisi Allah Ta’ala.
Kedua: Mengimani nama-nama kitab yang kita ketahui namanya seeprti Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam, Injil yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam, dan Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam. Sedangkan yang tidak kita ketahui namanya, kita mengimaninya secara global.
Ketiga: Membenarkan berita-beritanya yang benar, seperti berita mengenai Al Quran, dan berita-berita  lain yang tidak diganti atau diubah dari iktab-kitab terdahulu sebelum Al Quran.
Keempat: Mengamalkan hukum-hukumnya yang tidak dihapus, serta ridho dan tunduk menerimanya, baik kita mengetahui hikmahnya maupun tidak.  (Syarh Ushuulil Iman, hal 30)

Kitab-Kitab Sebelum Al Quran Telah Dimansukh (Dihapus)
Seluruh kitab-kitab terdahulu telah termansukhkan (terhapus) oleh Al Quran Al ‘Adziim. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنزَلْنَآإِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ …{48}
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu…” (QS. Al Maidah: 48). Maksud “muhaimin” adalah Al Quran sebagai haakim (yang memutuskan benar atau tidaknya, ed) apa yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu. Berdasarkan hal ini, maka tidak dibolehkan mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum kitab terdahulu, kecuali yang benar dan diakui oleh Al Quran.  (Syarh Ushuulil Iman, hal 30-31)
Kitab-kitab terdahulu semuanya mansukh (dihapus) dengan turunnya Al Quran Al ‘Adziim yang telah Allah jamin keasliannya. Karena Al Quran akan tetap menjadi hujjah bagi semua makhluk sampai hari kiamat kelak. Dan sebagai konsekuensinya, tidak boleh berhukum dengan selain Al Quran dalam kondidi apapun. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ,
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
“…Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”  (QS. An Nisaa’: 59). (Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuul, hal 33)

Setiap Rasul Memiliki Kitab
Setiap Rasul memiliki kitab. Dalilnya dalah firman Allah,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ …
“ Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan)…” (QS. Al Hadiid: 25)
Ayat ini menjadi dalil bahwa setiap rasul memiliki kitab, namun kita tidak mengetahui seluruh kitab. Kita hanya mengetahuii sebagiannya, seperti shuhuf Ibrahim dan Musa, Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran. Kita mengimani setiap kitab yang diturunkan kepada para rasul. Jika kita tidak mengetahuinya, maka kewajiban kita adalah beriman secara global. (Syarh al ‘Aqidah al Washitiyah, hal 40)

Sikap Manusia Terhadap Kitab yang Allah Turunkan
Manusia  terbagi menjadi tiga golongan dalam menyikapi kitab samawi yang Allah turunkan:
Golongan pertama: Orang-orang yang mendustakan semuanya. Mereka adalah musuh-musuh para rasul dari kalangan orang kafir, orang musyrik, dan ahli filsafat.
Golongan kedua: Orang-orang mukmin yang beriman terhadap seluruh rasul dan kitab yang diturunkan kepada mereka. Sebagaimana Allah firmankan,
ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ …
Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya…” (QS. Al Baqoroh: 285).
Golongan ketiga: Orang-orang Yahudi dan Nashrani serta yang mengikuti jalan mereka. Mereka mengatakan,
نُؤْمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ …
…Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. Dan mereka kafir kepada Al Qur’an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur’an itu adalah (Kitab) yang hak. yang membenarkan apa yang ada pada mereka,,,” (QS. Al Baqoroh: 91).
Mereka beriman terhadap sebagian kitab, namun kufur dengan sebagian yang lain. Allah berfirman tentang mereka,
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَاجَزَآءُ مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيُُفيِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلىَ أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“ … Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” (QS. Al Baqoroh:85).
Tidak ragu lagi bahwa beriman dengan sebagian kitab dan kufur dengan sebagian yang lain sama saja dengan kufur terhadap semuanya.  Karena keimanan harus mencakup dengan seluruh kitab samawi dan seluruh para rasul, tidak memebdakan dan menyelisihi  sebagiannya. Allah Ta’ala mencela orang-orang yang membedakan dan menyelisihi kitab, sebagaimana firman-Nya,
وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
…dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)” (QS. Al Baqoroh:176). (Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad, hal 143-144)

Mengimani Al Quran dengan Benar
Termasuk keimanan kepada kitab Allah adalah beriman kterhadap Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Terakhir, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Keimanan terhadap Al Quran yang benar sebagaimana diungkapakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam kitab beliau al ‘Aqidah al Washitiyah. Beliau mengatakan,  “ Termasuk keimanan kepada Allah dan kitab-kitab-Nya yaitu beriman bahwa Al Quran merupakan kalam Allah yang diturunkan dan bukan makhluk. Al Quran berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Alllah Ta’ala berbicara secara hakiki. Dan sesungguhnya Al Quran yang diturunkan kepada Muhammad merupakan kalam Allah yang hakiki dan bukan kalam selain-Nya. Tidak boleh memutlakkan perkataan bahwa Al Quran merupakan hikayat dari kalam Allah atau merupakan ungkapan (ibaroh) dari kalam Allah. Bahkan jika manusia membacanya dan menulisnya dalam mushaf bukan berarti menafikan bahwa Al Quran merupakan kalam Allah yang hakiki. Karena kalam hanya disandarkan secara hakiki pada yang pertama kali mengucapkannya bukan kepada yang menyampaikannya kemudian. Al Quran merupakan kalam Allah baik huruf dan maknanya, bukan hanya huruf tanpa makna atau makna tanpa huruf.” (matan al ‘Aqidah al Washitiyah)

Faedah Iman Kepada Kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah akan membuahkan faedah yang agung, di antaranya :
Pertama: Mengetahui perhatian Allah terhadap para hambanya dengan menurunkan kitab kepada setiap kaum sebagai petunjuk bagi mereka.
Kedua: Mengetahui hikmah Allah Ta’ala mengenai syariat-syariat-Nya, di mana Allah telah menurunkan syariat untuk setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana yang Allah firmankan,
لِكُّلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا …
…Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (QS. Al Maidah: 48).
Ketiga: Mensyukuri nikmat Allah berupa diturunkanya kitab-kitab(sebagai pedoman dan petunjuk, ed). (Syarh Ushuulil Iman, hal 31).
Demikianlah secara ringkas aqidah ahlussunnah tentang iman kepada kitab suci. Semoga tulisan yang ringkas ini bermanfaat. Wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.
Sumber Rujukan :
  1. Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Penerbit Daarul Qasim, Cetakan pertama, 1419 H
  2. Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad, Syaikh Sholih Al Fauzan, Penerbit Maktabah Salsabiil, Cetakan pertama, tahun 2006.
  3. Syarhu al ‘Aaqidah al Washitiyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Kumpulan Ulama, Penerbit Daarul Ibnul Jauzi.
  4. Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuul, Syaikh Abdullah Al Fauzan, Penerbit Maktabah ar Rusyd, Riyadh, Cetakan pertama, tahun 1422H/2001 M.

BERIMAN KEPADA HARI AKHIR


BERIMAN KEPADA HARI AKHIR


2.1  Pengertian Iman Kepada Hari Akhir
Iman, pengertian Iman menurut bahasa adalah “percaya/meyakini”. Sedangkan Hari Akhir adalah dimana seluruh alam semesta akan hancur, dan ketentuan itu sudah dirumuskan oleh Allah SWT. Jadi beriman kepada Hari Akhir adalah meyakini dan mempercayai bahwasanya hari akhir pastia kantiba yang sesuai dengan keterangan-keterangan Allah melaluifirman-firmannya dalam Al-quran. Beriman kepada hari akhir termasuk salah satu rukun iman yang kelima.
Yang dimaksud hari akhir adalah kehidupan yang kekal setelah kehidupan di dunia yang fana ini berahir; termasuk semua proses peristiwa yang terjadi hari itu, mulai dari kehancuran alam semesta dan seluruh isinya, serta berahirnya seluruh kehidupan (qiamah) , kebangkitan seluruh umat manusia dari alam kubur ba’ats di kumpulkannya seluruh manusia dari padang mahsyar, perhitungan seluruh amal perbuatan manusia di dunia atau hisab, penimbangan amal perbuatan tersebut untuk mengetahui perbandingan amal baik dan amal buruk (wazn) sampai kepada pembalasan surga dan neraka (jaza).[[1]]
2.2  Adakah Kehidupan Setelah Kematian
Kita pasti mati dan mati tidak dapat kita tolak. Satu alamat yang tidak berubah dilangit yaitu Tuhan. Satu alamat yang tidak pula berubah rubah dibumi yaitu Kubur. Kemana pun kita akan melangkah, kemana pun kita akan bersembunyi namun bila tiba waktunya tepat pada saat itu pintu kubur menganga menunggu kedatangan kita. Mati adalah laksana suatu gerbang perbatasan diantara hidup yang fana ini, akan menuju kehidupan yang maha luas dan baqaa (akhirat). Kita takut menghadapi mati hanyalah karna melihat bangkai terhampar, mukanya telah pucat kuning karena darah dalam badannya tak berjalan lagi. Kita takut mengenang mati karna memikirkan akan dimasukan keliang lahat dan akan tinggal sepi sendiri. Mati hanyalah pindah dari satu tempat ketempat yang lain, tidak mengurangi kesadaran serta perasaannya, bahkan bertambah jelas dan nyata baginya, sebab dia telah terlepas dari ikatan belenggu.[[2]] Karena kehidupan setelah mati itu ada yaitu nantinya kita akan berada di alam akhirat, kehidupan yang kekal adanya.
2.3 Proses dan Peristiwa Hari Akhir
a.  Alam Kubur /Alam Barzakh.
Alam kubur bukan semata kuburan, tapi alam yang dimasuki oleh seseorang yang meninggal dunia, apakah dia dikubur ataupun tidak dikubur. Jadi tidak ada yang bisa terlepas, atau bebas dari alam kubur.
Alam Kubur  dikenal juga dengan Alam Barzakh, yaitu alam pembatas antara alam kehidupan dunia dengan akhirat. Atau tempat manusia setelah mati sebelum mereka dibangkitkan dari kubur. Atau alam keempat ( alam ruh – alam  rahim – alam dunia – alam barzakh – alam akhirat )yang pasti dialami oleh setiap manusia.
Setelah seseorang memasuki Alam Kubur, dia akan ditanya oleh Malaikat Munkar dan Nakir tentang Tuhan, Agama dan Nabi-Nya. Yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang menjawab pertanyaan tersebut adalah iman dan amal shalehnya selama hidup di dunia.
Setiap orang lulus dalam ujian alam kubur akan merasakan kenikmatan, sebaliknya yang tidak lulus akan merasakan adzab dan penderitaan. Kenikmatan atau siksa yang diberikan kepada seseorang di alam kubur, akan dirasakan oleh roh dan badannya juga.
Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan seseorang mendapatkan adzab kubur. Sampai-sampai Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam kitabnya Ar-Ruh menyatakan : “Secara global, mereka diadzab karena kejahilan mereka tentang Allah SWT. Tidak melaksanakan perintah-Nya, dan karena perbuatan mereka melanggar larangan-Nya. Maka , Allah SWT. Tidak akan mengadzab ruh yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. Demikian juga, Allah SWT. Tidak akan mengadzab satu badan pun yang ruh tersebut memiliki ma’rifatullah (pengenalan terhadap Allah) selama-lamanya. Sesungguhnya adzab kubur dan adzab akhirat adalah akibat kemarahan Allah SWT. Dan kemurkaan-Nya terhadap hamba-Nya. Maka barangsiapa yang menjadikan Allah SWT. Marah dan murka di dunia ini, lalu dia tidak bertaubat dan mati dalam keadaan demikian, niscaya dia akan mendapatkan adzab di alam barzakh sesuai dengan kemarahan dan kemurkaan-Nya.” [[3]]

b.   Kiamat (Hari Akhir)
Al-Qur’an Surat Al-‘Araf  [7] ayat 187.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي لاَ يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلاَّ هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لاَ تَأْتِيكُمْ إِلاَّ بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللهِ وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ -١٨٧-
Artinya : Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhan-ku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”  ( Q.S Al-‘Araf [7]: 187)
Kiamat adalah hancurnya alam semesta dengan diawali tiupan sangkakala pertama. Bumi bergoncang, gunung-gunung meletus, air laut mendidih kemudian meluap, langit terbelah kemudian ambruk, manusia beterbangan seperti anai-anai. Suatu gambaran peristiwa sang sungguh mengerikan, namun kedatangannya tidak bisa dihindari, sementara pintu taubat sudah tertutup. Semua manusia mati. Allah Swt berfirman  dalam Surat Al-Zilzalah ayat 1-7.
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا -١- وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا -٢- وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا -٣- يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا -٤- بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا -٥- يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ -٦- فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ -٧- وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ -٨-
Artinya : Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?” Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,karena sesungguhnya Tuhan-mu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya. Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (ba-lasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)Nya. (Q.S Al-Zalzalah [99]: 1-7)
c.    Ba’ats (Hari Kebangkitan Manusia)
Setelah manusia mati, kemudian masuk fase berikutnya yaitu fase kebangkitan atau yaumul ba’ats, dimana semua manusia di bangkitkan dari alam kubur. Setelah tiupan terompet Malaikat Isafil yang kedua dibangkitkanlah seluruh manusia dari kematiannya. Nyawa dikembalikan ke jasad masing-masing. Disamping itu dihidupkan pula jin, iblis, dan malaikat. Menurut sebagian ulama juga dihidupkan kembali beberapa macam binatang dan tumbuh-tumbuhan.[[4]]
 Pada saat manusia dibangkitkan, orang-orang kafir munafiq berkata :
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ -٥٢-
Artinya: Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang Dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya). (Q.S Yasin [36]: 52)

Padahal pada saat hidup mereka beranggapan bahwa hidup hanya di dunia saja, dan tidak akan dibangkitkan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 26 :
وَقَالُواْ إِنْ هِيَ إِلاَّ حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ -٢٩-
Artinya : Dan tentu mereka akan mengatakan (pula), “Hidup hanyalah di dunia ini, dan kita tidak akan dibangkitkan.” ( Q.S Al-An’am [6]: 29)

d.   Mahsyar ( Hari dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar )
Setelah manusia dibangkitkan, semua umat manusia akan berkumpul di padang Mahsyar, untuk menunggu perhitungan (Hisab) amal perbuatan mereka di dunia. Pada saat itu keadaan manusia akan berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan amalnya di dunia. [[5]]
Sesuai dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa pada hari nanti manusia terbagi pada tiga golongan. 1. Golongan manusia yang berjalan, 2. Golongan manusia berkendaraan. 3. Golongan manusia berjalan dengan mukanya.
Keadaan pada saat itu (Mahsyar) sangat sulit, sangat panas, dan masing-masing mengurusi dirinya sendiri. Semua ingin terbebas dari situasi Mahsyar dan ingin segera cepat-cepat di hisab dan diberi keputusan, apakah akan masuk sorga atau masuk neraka. Pada saat itulah mereka meminta syafaat kepada para nabi dan rasul terdahulu, namun hanya nabi Muhammad SAW yang bersedia memintakan syafaat Allah SWT agar segera diadakan putusan dan penetapan seluruh makhluk, agar mereka cepat terbebas dari kesengsaraan yang diderita di padang Mahsyar.

e.   Hisab dan Mizan (Perhitungan dan Penimbangan)
Perhitungan amal perbuatan manusia sesuai dengan “kitab” yang berisi catatan amal perbuatan mansuia, kitab tersebut diberikan kepada seluruh manusia.
Ada manusia yang menerima kitab dari sebelah kanan, dan ada juga yang menerima kitab dari sebelah kiri. Sesuai dengan firman Allah Swt pada Surat Al-Insyiqaq [84] ayat 7-12.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ -٧- فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَاباً يَسِيراً -٨- وَيَنقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُوراً -٩- وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاء ظَهْرِهِ -١٠- فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُوراً -١١- وَيَصْلَى سَعِيراً -١٢-
Artinya: Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang, maka dia akan berteriak, “Celakalah aku!” Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
Setelah amal perbuatan manusia dihitung kemudian dilakukan penimbangan. Orang yang berat timbangan kebaikannya maka masuk surga. 
           
f.    Pembalasan (jaza)
Setelah penimbangan dan melalui as-shirath, maka setiap orang akan merasakan pembalasan dari Allah SWT. sesuai dengan hasil penimbangannya. Siapa yang amal kebaikannya lebih berat dari amal kejahatannya maka dia akan langsung masuk surga tanpa harus merasakan dulu siksa Allah SWT. di neraka.
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ -٦- فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ -٧- وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ -٨- فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ -٩-
Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Q.S. Al-Qari’ah [101]: 6-9)

Sebaliknya siapa yang amal kejahatannya lebih banyak dari amal baiknya dia akan masuk neraka. Kalau dia orang yang beriman dan tidak mempersekutukan Allah  SWT. maka setelah masa hukumannya di neraka dia akan dikeluarkan dan dimasukan ke dalam surga. Sebaliknya bagi orang-orang kafir atau orang-orang musyrikin, mereka akan kekal di dalam neraka selama-lamanya. Sedangkan orang-orang yang beriman yang berada di surga, mereka akan kekal di surga selama-lamanya.

2.4 Tanda- Tanda Hari Akhir
Perlu kita ketahui bahwa kiamat terbagi menjadi dua, kiamat sugro ( kecil) dan kiamat kubro (besar). Kiamat kubro tidak akan terjadi jika tanda kiamat sugro belum banyak muncul. Dan dibawah ini adalah beberapa ciri dan tanda kiamat sugro.
Diantara tanda-tanda kiamat kecil ialah tejadi banyak fitnah, pembunuhan merajalela, manusia di zaman itu suka berbuat keji dan kemungkaran seperti zina, bermabuk-mabukan, judi, mereka tidak malu berbuat keji bahkan bangga jika perbuatannya itu dilakukan secara terang-terangan. Selain itu dicabutnya ilmu agama, jumlah wanita melebih jumlah pria, banyak orang suka memakai sutera dan perabotan dari emas, munculnya para da’i yang menyesatkan, para pemimpin yang menyimpang, amanat yang disia-siakan dengan diserahkan kepada orang yang kurang berpengalaman.
Demikian pula, di zaman itu akan jarang turun hujan, sering terjadi bencana, gempa, banjir, gunung meletus. Harga-harga barang naik tajam, kaum perempuan keluar dengan berpakaian tapi pada hakikatnya tidak menutupi tubuhnya.
Tanda-tanda kiamat kecil yang lain ialah terjadi perang antara Yahudi dan Islam. Akhirnya kaum muslimin membunuh mereka sampai akhirnya orang-orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pepohonan, lalu pohon atau batu tersebut berbicara, “wahai orang muslim, wahai hamba Allah! Ini orang Yahudi dibelakangku. Kemari, bunuh dia!” kecuali pohon Gharqad, karena sesungguhnya pohon Gharqad termasuk pohon orang Yahudi.
Di masa itu waktu akan berjalan sangat cepat sehingga hanya seperti bara api yang membakar dengan cepat.
Tanda-tanda kiamat besar
Ø Munculnya Dajjal
Dajjal adalah seorang manusia dari anak cucu Nabi Adam. Dia akan muncul di akhir zaman dan akan mengaku sebagai Tuhan. Dia keluar dari Timur dari Khurasan (sekarang Iran). Lalu ia berjalan di muka bumi, ia tidak akan meninggalkan satu negeri kecuali ia memasukinya, kecuali Masjidil Aqsha, Tursina, Makkah dan Madinah, ia tidak bisa memasukinya karena para malaikat menjaganya.
Dajjal akan menetap di bumi selama empat puluh hari. Namun satu hari dimasa itu bagaikan setahun, kemudian satu hari selanjutnya seperti satu bulan, satu hari setelahnya seperti satu Jum’at, dan setelahnya akan seperti hari-hari biasa. Lalu ia akan dibunuh oleh Sayyidina Isa bin Maryam disisi pintu ludd di Palestina.
Ø Turunnya Nabi Isa bin Maryam
Setelah dajjal keluar dan berbuat kerusakan dimuka bumi, Allah SWT. Akan menurunkan Nabi Isa bin Maryam. Beliau turun ke bumi di sisi menara putih sebelah Timur Damaskus (Suriah), dimasa itu dunia akan tentram dan damai. Nabi Isa akan menetap di bumi selama tujuh tahun dan kemudian meninggal dunia.


Ø Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
Ya’juj dan Ma’juj adalah dua umat dari keturunan Nabi Adam. Mereka adalah laki-laki yang kuat, tak ada seorang pun yang bisa melawannya. Keluarnya mereka termasuk salah satu tanda hari kiamat yang besar. Mereka akan membuat kerusakan yang sangat besar di muka bumi, kemudian Nabi Isa dan para sahabatnya berdoa untuk kebinasaan mereka, maka mereka semuanya mati.
Setelah turunnya Nabi Isa dan para sahabatnya ke bumi, beliau berdoa kepada Allah. Lalu Allah mengirim burung-bururng yang membawa Ya’juj dan Ma’juj dan melemparkan mereka di tempat yang dikehendaki oleh Allah SWT. Kemudian Allah mengirimkan hujan untuk membersihkan bumi. Lalu turunlah berkah di muka bumi, nampaklah sayuran dan buah-buahan, dan terasa berkah pada tumbuhan dan hewan.
Ø Tiga Peristiwa Terbenamnya Tanah (Longsor)
Termasuk diantara tanda kiamat besar adalah terjadinya longsor besar, yaitu longsor di Timur, longsor di Barat, dan longsor di Semenanjung Arab.
Ø Munculnya Kabut Asap
Munculnya kabut di akhir zaman termasuk tanda-tanda hari kiamat besar.
Ø Terbitnya Matahari Dari Barat
Terbitnya matahari dari sebelah barat termasuk salah satu tanda hari kiamat besar. Ia adalah tanda besar pertama yang memberitahukan perubahan kondisi alam. Di antara dalil-dalil keluarnya adalah sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Amr ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya pertama-tama tanda hari kiamat yang keluar adalah terbitnya matahari dari sebelah barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu dhuha. Apapun juga dari keduanya yang lebih dulu dari yang lain, maka yang lain itu akan menyusul dalam waktu dekat.” (HR.Muslim)
Ø Keluarnya Binatang Melata
Keluarnya binatang melata adalah salah satu tanda kiamat besar. Ia akan muncul dan memberi tanda pada manusia diatas hidung mereka. Mengekang hidung orang kafir dan menerangi wajah orang yang beriman. Diantara dalil-dalil keluarnya adalah:
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
”Jika telah dikeluarkan tiga perkara maka tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya: terbitnya matahari dari sebelah barat, Dajjal, dan bnatang melata dari bumi.” (HR.Muslim)
Ø Keluarnya Api Yang Menggiring Manusia
Akan muncul api besar ari Yaman, dan itu merupakan tanda-tanda kiamat yang besar dan tanda pertama yang mengabarkan pada hari itu tentang terjadinya hari kiamat. Ia akan keluar dari Yaman, kemudian tersebar di bumi dan menggiring manusia menuju padang mahsyar.
Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Abdullah bin Salam ketika masuk Islam, ia bertanya kepada Nabi tentang beberapa masalah. Di antaranya : “ apakah pertama-tama tanda hari kiamat?” Nabi menjawab “ Adapun pertama-tama tanda hari kiamat adalah adanya api yang menggiring manusia dari timur ke barat.” (HR.Bukhari).
2.5  Surga dan Neraka
Sesungguhnya surga dan neraka sudah diciptakan Allah  SWT.. Keduanya adalah makhluk yang  kekal  abadi tidak akan binasa. Bagi orang-orang beriman yang berdosa dan tidak mensekutukan Allah maka ia akan dimasukan ke surga setelah masa hukumannya di neraka berakhir. Sedangkan orang-orang kafir dan musyrik akan kekal di dalam neraka. Demikian pula halnya orang-orang beriman, mereka kekal berada di surga. [[6]]
1. Keterangan Dari Al-Qur'an Dan Hadits Tentang Surga Dan Neraka
Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi SAW.menjelaskan bahwa surga telah disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa (أعدت للمتقين) dan neraka telah disediakan untuk orang-orang kafir ( أعدت للكافرين). Ini menunjukkan bahwa surga dan neraka telah diciptakan.
a. Mengenai Surga, 
Al-Bazzar meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: “seorang laki-laki mendatangi Rasulullah SAW. Dan bertanya: “Bagaimana pendapat anda mengenai firman allah mengenai:’surga yang luasnya seluas langit dan bumi’, lalu dimanakah neraka?” Maka nabi menjawab: “Tidakkah engkau lihat malam apabila datang menutupi segala sesuatu, lalu dimanakah siang?” lelaki itu menjawab: “Di tempat yang dikehendaki allah”. Maka nabi berkata: “Demikianlah pula neraka, di tempat yang dikehendaki allah swt.”
[Kasyfl Astaar (iii/43), Al-Haitsami  dalam kitabnya  Maja’uz Zawaaid (no.10902), vii/33) berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan para perawinya adalah perawi kitab-kitab shahih”.
b. Mengenai Neraka,
Ayat-ayat yang menjelaskan bahwa orang yang masuk surga akan kekal di dalamnya selamanya , diantaranya: (Q.S. Al-Bayyinah: 8), sedangkan yang menjelaskan tentang kekalnya orang-orang kafir di neraka adalah firman Allah ta’ala: (Q.S. Al-Ahzab: 64-65).  (Q.S. At-Taubah: 68).
Adapun ummat nabi Muhammad SAW. Yang masuk neraka dengan sebab perbuatan dosa-dosa besar dan maksiat yang mereka perbuat, maka mereka tidaklah kekal di dalam neraka. Mereka akan keluar dari neraka dengan rahmat Allah SWT. Dan syafa’at nabi Muhammad SAW. Nabi saw. Bersabda: “Akan keluar dari neraka orang yang di dalam hatinya masih ada seberat dzarrah dari iman.” .  Juga sabda beliau Rasulullah SAW.: “Sungguh satu kaum dari ummatku akan keluar dari neraka dengan sebab syafa’atku, mereka di sebut jahannamiyyun (para mantan penghuni jahannam).”
Perlu diketahui bahwa siksaan yang diderita para penghuni neraka berbeda-beda tingkat dan jenisnya. Tingkatan dan jenis siksaan yang diterima di neraka bergantung pada tingkat kekufuran, kemusyrikan, dan kemaksiatan yang telah dilakukan semasa hidup di dunia. Demikian pula halnya di surga. Para penghuni surga mendapatkan tingkat dan jenis kenikmatannya yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketaqwaan masing-masing. [[7]]

2. Nama Neraka Dan Surga
NERAKA
1.   Neraka Hawiyah
Diperuntukkan atas orang-orang yang ringan timbangan amalnya, yaitu mereka yang selama hidup di dunia mengerjakan kebaikan bercampur keburukan. Orang muslim laki-laki maupun perempuan yang perbuatan sehari-harinya tidak sesuai dengan ajaran islam, maka Hawiyah sebagai tempat tinggalnya.mereka ini yaitu orang yang tidak mau menerima syariat islam, tidak mau memakai jilbab (bagi wanita), memakai sutra dan emas (bagi laki- laki), mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan lain sebagainya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah Al-Qori’ah ayat 8-11  “dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, (8) maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah. (9) dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? (10) [yaitu] api yang sangat panas. (11)”.
2.   Neraka Jahim 
Neraka sebagai tempat penyiksaan atas orang-orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan Allah, maka sesembahan mereka akan datang untuk menyiksa mereka. Orang yang di dunia menyembah sapi (bangsa hindu) maka sapi yang akan menyiksa orang itu. Orang yang menyembah patung berbentuk hewan, maka patung itu yang akan menyiksanya. Dan demikian selanjutnya. Syirik disebut sebagai dosa yang paling besar menurut allah, karena syrik berarti mensekutukan allah atau menganggap ada mahluk yang lebih hebat dan berkuasa sehebat allah. Syirik dapat pula berarti menganggap ada tuhan lain selain allah. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah  As-Syu’ara, ayat 91.
3.   Neraka Saqar
Tempat untuk orang-orang munafik, yaitu orang-orang yang mendustakan (tidak mentaati) perintah Allah dan Rasulullah. Mereka mengetahui bahwa allah sudah menentukan hukum Islam melalui lisan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi mereka meremehkan syariat (hukum) Islam. Maka dibakar dalam api adalah hukuman untuk mereka. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Qur’an surah  Al-Muddatsir ayat 26-27 dan ayat 42.
4.   Neraka Lazza
Neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya. Nama neraka ini tercantum dalam Al-Qur’an surah Al- Ma´aarij ayat 15-18.
5.   Neraka Huthamah
Itu disediakan untuk orang yang suka mengumpulkan harta, serakah dan menghina orang-orang miskin. Mereka berpaling dari agama, tidak mau bersedekah dan tidak mau pula membayar zakat. Mereka juga memasang wajah masam apabila ada orang miskin yang meminta bantuan. Maka allah membalas dengan menyiksa mereka dengan cara menguliti dan mengelupaskan kulit muka mereka. Serta membakar mereka semau yang allah mau. Neraka huthamah disediakan untuk gemar mengumpulkan harta berupa emas, perak atau platina, mereka serakah tidak mengeluarkan zakat hartanya dan mencela menghina orang-orang miskin. Maka di huthamah harta mereka dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksa kepada manusia pengumpat pengumpul harta. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah Al-Humazah.
6.   Neraka Sa'ir 
Diisi oleh orang-orang kafir. Dan orang yang memakan harta anak yatim. Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar atau menolak. Sehingga kafir dapat diartikan menolak adanya Allah atau dengan membantah perintah Allah dan Rasul-nya. Jadi manusia kafir itu terdiri dari: orang yang tidak beragama Islam atau orang yang tidak mau membaca syahadat. Orang Islam yang tidak mau shalat. Orang Islam yang tidak mau puasa. Orang Islam yang tidak mau berzakat. Didalam Al-Qur’an terdapat pada An-Nisa’ ayat 10 dan Al-Mulk ayat 5,10,11.
7.   Neraka Wail
Disediakan untuk para pengusaha dan pedagang yang culas, mengurangi timbangan, mencalo barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat. Maka dagangan mereka dibakar dan dimasukkan ke dalam perut mereka sebagai azab atas dosa-dosa mereka. Surah (Al-Tatfif) dan surah (At-Tur). Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran surah Al-Muthaffifin, ayat 1-3.

8.   Neraka Jahanam
Neraka tempat penyiksaan itu kemudian banyak disebut orang dengan nama jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Al-Qur’an Al-Hijr, 43-44. 
Surga
1.   Surga Firdaus
Surga yang diperuntukan bagi orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuataan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah Al-Kahfi, ayat 107 dan surah Al-Mu’minuun, ayat 9-11.
2.   Surga ‘Adn
Surga yang diperuntukkan bagi orang yang bertakwa kepada Allah dalam Al-Qur’an terdapat pada surah An Nahl ayat 30-31, benar-benar beriman dan beramal shaleh (Q.S Thaha ayat 75-76), banyak berbuat baik (Q.S Fathir ayat 32-33), sabar, menginfaqkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan (Q.S Ar-Ra’ad ayat 22-23).
3.   Surga Na'im
Surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal shaleh. Dalam Al-Qur’an terdapat pada surah Luqman, ayat 8dan Al-Hajj, ayat 56.
4.   Surga Ma’wa
Surga yang diperuntukan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah (Q.S An-Najm ayat 15), beramal shaleh (Q.S As-Sajdah ayat 19), serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsu (Q.S An-Naziat ayat 40-41).
5.   Surga Darussalam
Surga yang diperuntukkan bagi orang yang kuat imannya dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah serta beramal shaleh. Sebagaimana firman Allah SWT.,“ Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan dialah pelindung mereka disebabkan amal-amalsholeh yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S. 6:127)
6.   Surga Darul Muqamah
Surga yang diperuntukkan bagi orang yang bersyukur kepada Allah. Kata darul muaqaamah berarti suatu tempat tinggal dimana di dalamnya orang-orang tidak pernah merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana yg disebutkan di dalam Al- Quran surat Faathir ayat 35.


7.   Surga Al-Maqamul Amin
Surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang amandalam Al- Quran surat  Ad-Dukhan  ayat 51.
8.   Surga Khuldi
Surga yang diperuntukkan bagi orang yang taat menjalankan perintah allah dan menjauhi larangannya (orang-orang yang bertakwa). Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa? Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka.” (Q.S Al-Furqaan, ayat 15).

2.5  Hikmah beriman kepada hari akhir
  1. Beriman kepada hari akhir, membuat seseorang akan disiplin dan berusaha maksimal untuk memahami ajaran Allah SWT.
  2. Meyakini Hari Akhir mendorong orang beriman untuk memiliki jangkauan pandangan yang jauh ke depan. Tujuan hidup menjadi lebih nyata dan terbiasa menjalani hidup dengan perencanaan yang matang. [[8]]
  3. Gambaran surga dan neraka, seseorang termotivasi untuk  selalu taat kepada Allah SWT. agar mendapatkan ridho dan balasan Allah SWT. berupa surga, dan selalu berhati-hati  dan penuh perhitungan agar tidak melanggar larangan Allah SWT.
  4. Meyakini Hari Akhir akan membentuk watak dan sikap cermat, teliti, dan hati-hati dalam menjalani kehidupan. [[9]]
  5. Dengan beriman kepada hari akhir, seseorang akan selalu diingatkan agar tidak lupa terhadap kewajiban dan tidak terlena dengan kesenangan dan kehidupan dunia.
  6. Dengan beriman kepada hari akhir, bisa menyadarkan manusia bahwa kehidupan di dunia  adalah kehidupan sementara dan tidak kekal, suatu saat kehidupan dunia yang fana akan berakhir dan berlanjut pada kehidupan akhirat yang kekal dengan kondisi kehidupan sesuai dengan amal perbuatan waktu hidup di dunia.











[1] Dr. H. Yunahar ilyas, l.c,m.a, kuliah akidah Islam 153
[2]Prof.Dr.Hamka, Pelajaran agama islam,PT bulan bintang:jakarta,hal 298

[3]Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu,Kitab Ar-Ruh, hal 115
[4]Dr. H. Yunahar ilya, l.c,m.a, kuliah akidah Islam 153
[5]Dr. H. Yunahar ilyas, l.c,m.a, kuliah akidah Islam 171
[6]Hilal Ramadan, Aqidah Untuk Perguruan Tinggi, h.215.
[7]Hilman Ramadan, Aqidah Untuk Perguruan Tinggi,h.216.
[8]Hilal Ramadan, Eksistensi Manusia dalam Pandangan Eksistensialis dan Al-Qur’an, Risalah Sarjana Muda, h.43.
[9]Hilal Ramadan, Aqidah untuk Perguruan Tinggi,h.216.