BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
Iman
kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani
oleh setiap muslim. Bagaimana beriman kepada kitab Allah? Simak pembahasan
berikut. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menunjukkan kepada kita aqidah yang
lurus.
Urgensi Iman kepada Kitab Allah
Iman
kepada kitab yang Allah turunkan merupakan salah satu ushul (landasan) iman dan
merupakan rukun iman yang enam. Iman yang dimaksud adalah pembenaran yang
disertai keyakinan bahwa kitab-kitab Allah haq dan benar. Kitab-kitab tersebut
merupakan kalam Allah ‘Azza wa jalla yang
di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya kepada umat yang turun kepadanya kitab
tersebut. Diturunkanya kitab merupakan di antara bentuk kasih sayang
Allah kepada hambanya karena besarnya kebutuhan hamba terhadap kitab
Allah. Akal manusia terbatas, tidak bisa meliputi rincian hal-hal yang dapat
memberikan manfaat dan menimbulkan madharat bagi dirinya.
Cakupan Iman Kepada Kitab Allah
Iman
kepada kitab Allah harus mencakup empat perkara :
Pertama:
Mengimani bahwa turunnya kitab-kitab Allah benar-benar dari sisi Allah Ta’ala.
Kedua: Mengimani
nama-nama kitab yang kita ketahui namanya seeprti Al Quran yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi
Musa ‘alaihis
salaam, Injil yang diturunkan
kepada Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam, dan
Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam. Sedangkan yang tidak kita ketahui namanya,
kita mengimaninya secara global.
Ketiga: Membenarkan
berita-beritanya yang benar, seperti berita mengenai Al Quran, dan
berita-berita lain yang tidak diganti atau diubah dari iktab-kitab
terdahulu sebelum Al Quran.
Keempat:
Mengamalkan hukum-hukumnya yang tidak dihapus, serta ridho dan tunduk
menerimanya, baik kita mengetahui hikmahnya maupun tidak. (Syarh Ushuulil Iman, hal 30)
Kitab-Kitab Sebelum Al Quran Telah Dimansukh (Dihapus)
Seluruh
kitab-kitab terdahulu telah termansukhkan (terhapus) oleh Al Quran Al ‘Adziim. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنزَلْنَآإِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ …{48}
“Dan Kami telah turunkan
kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya,
yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap
kitab-kitab yang lain itu…” (QS.
Al Maidah: 48). Maksud “muhaimin”
adalah Al Quran sebagai haakim (yang
memutuskan benar atau tidaknya, ed) apa yang terdapat dalam kitab-kitab
terdahulu. Berdasarkan hal ini, maka tidak dibolehkan mengamalkan hukum apapun
dari hukum-hukum kitab terdahulu, kecuali yang benar dan diakui oleh Al Quran.
(Syarh
Ushuulil Iman, hal
30-31)
Kitab-kitab
terdahulu semuanya mansukh (dihapus)
dengan turunnya Al Quran Al ‘Adziim yang telah Allah jamin keasliannya. Karena Al Quran
akan tetap menjadi hujjah bagi
semua makhluk sampai hari kiamat kelak. Dan sebagai konsekuensinya, tidak boleh
berhukum dengan selain Al Quran dalam kondidi apapun. Sebagaimana yang
disebutkan dalam firman Allah ,
فَإِن
تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
“…Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisaa’: 59). (Husuulul Ma’muul bi Syarhi
Tsalaatsatil Ushuul, hal
33)
Setiap Rasul Memiliki Kitab
Setiap
Rasul memiliki kitab. Dalilnya dalah firman Allah,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا
رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ …
“ Sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami
turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan)…” (QS. Al Hadiid: 25)
Ayat
ini menjadi dalil bahwa setiap rasul memiliki kitab, namun kita tidak
mengetahui seluruh kitab. Kita hanya mengetahuii sebagiannya, seperti shuhuf Ibrahim dan Musa, Taurat, Zabur, Injil,
dan Al Quran. Kita mengimani setiap kitab yang diturunkan kepada para rasul.
Jika kita tidak mengetahuinya, maka kewajiban kita adalah beriman secara
global. (Syarh
al ‘Aqidah al Washitiyah, hal
40)
Sikap Manusia Terhadap Kitab yang Allah Turunkan
Manusia
terbagi menjadi tiga golongan dalam menyikapi kitab samawi yang Allah turunkan:
Golongan pertama:
Orang-orang yang mendustakan semuanya. Mereka adalah musuh-musuh para rasul
dari kalangan orang kafir, orang musyrik, dan ahli filsafat.
Golongan kedua:
Orang-orang mukmin yang beriman terhadap seluruh rasul dan kitab yang
diturunkan kepada mereka. Sebagaimana Allah firmankan,
ءَامَنَ الرَّسُولُ
بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ
وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ …
“Rasul telah beriman kepada
Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya…” (QS.
Al Baqoroh: 285).
Golongan ketiga:
Orang-orang Yahudi dan Nashrani serta yang mengikuti jalan mereka. Mereka
mengatakan,
نُؤْمِنُ بِمَآ
أُنزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا
لِّمَا مَعَهُمْ …
“…Kami hanya beriman kepada
apa yang diturunkan kepada kami”. Dan mereka kafir kepada Al Qur’an yang
diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur’an itu adalah (Kitab) yang hak. yang membenarkan
apa yang ada pada mereka,,,” (QS.
Al Baqoroh: 91).
Mereka
beriman terhadap sebagian kitab, namun kufur dengan sebagian yang lain. Allah
berfirman tentang mereka,
… أَفَتُؤْمِنُونَ
بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَاجَزَآءُ مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ
مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيُُفيِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ
يُرَدُّونَ إِلىَ أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“ … Apakah kamu beriman
kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?
Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat” (QS. Al Baqoroh:85).
Tidak
ragu lagi bahwa beriman dengan sebagian kitab dan kufur dengan sebagian yang
lain sama saja dengan kufur terhadap semuanya. Karena
keimanan harus mencakup dengan seluruh kitab samawi dan seluruh para rasul,
tidak memebdakan dan menyelisihi sebagiannya. Allah Ta’ala mencela orang-orang yang membedakan dan
menyelisihi kitab, sebagaimana firman-Nya,
… وَإِنَّ الَّذِينَ
اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
“…dan sesungguhnya
orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam
penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)” (QS.
Al Baqoroh:176). (Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad, hal 143-144)
Mengimani Al Quran dengan Benar
Termasuk
keimanan kepada kitab Allah adalah beriman kterhadap Al Quran yang diturunkan
kepada Nabi Terakhir, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Keimanan terhadap Al Quran yang benar
sebagaimana diungkapakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam kitab
beliau al
‘Aqidah al Washitiyah.
Beliau mengatakan, “ Termasuk keimanan kepada Allah dan
kitab-kitab-Nya yaitu beriman bahwa Al Quran merupakan kalam Allah yang
diturunkan dan bukan makhluk. Al Quran berasal dari-Nya dan akan kembali
kepada-Nya. Alllah Ta’ala berbicara secara hakiki. Dan sesungguhnya Al Quran
yang diturunkan kepada Muhammad merupakan kalam Allah yang hakiki dan bukan
kalam selain-Nya. Tidak boleh memutlakkan perkataan bahwa Al Quran merupakan
hikayat dari kalam Allah atau merupakan ungkapan (ibaroh) dari kalam
Allah. Bahkan jika manusia membacanya dan menulisnya dalam mushaf bukan
berarti menafikan bahwa Al Quran merupakan kalam Allah yang hakiki. Karena
kalam hanya disandarkan secara hakiki pada yang pertama
kali mengucapkannya bukan kepada yang menyampaikannya kemudian. Al
Quran merupakan kalam Allah baik huruf dan maknanya, bukan hanya huruf tanpa
makna atau makna tanpa huruf.”
(matan al ‘Aqidah al Washitiyah)
Faedah Iman Kepada Kitab Allah
Iman
kepada kitab-kitab Allah akan membuahkan faedah yang agung, di antaranya :
Pertama:
Mengetahui perhatian Allah terhadap para hambanya dengan menurunkan kitab
kepada setiap kaum sebagai petunjuk bagi mereka.
Kedua:
Mengetahui hikmah Allah Ta’ala mengenai
syariat-syariat-Nya, di mana Allah telah menurunkan syariat untuk setiap kaum
yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana yang Allah firmankan,
… لِكُّلٍّ جَعَلْنَا
مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا …
“…Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (QS. Al Maidah: 48).
Ketiga:
Mensyukuri nikmat Allah berupa diturunkanya kitab-kitab(sebagai pedoman dan
petunjuk, ed). (Syarh Ushuulil Iman, hal 31).
Demikianlah
secara ringkas aqidah ahlussunnah tentang
iman kepada kitab suci. Semoga tulisan yang ringkas ini bermanfaat. Wa shallallahu ‘alaa
Nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.
Sumber Rujukan :
- Syarhu
Ushuulil Iman, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Penerbit
Daarul Qasim, Cetakan pertama, 1419 H
- Al Irsyaad
ilaa Shahiihil I’tiqaad, Syaikh
Sholih Al Fauzan, Penerbit Maktabah Salsabiil, Cetakan pertama, tahun
2006.
- Syarhu al
‘Aaqidah al Washitiyah, Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah, Kumpulan Ulama, Penerbit Daarul Ibnul Jauzi.
- Husuulul
Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuul, Syaikh
Abdullah Al Fauzan, Penerbit Maktabah ar Rusyd, Riyadh, Cetakan pertama,
tahun 1422H/2001 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar